NASIB MADRASAH DALAM ERA OTONOMI DAERAH: QUO VADIS? Pengalaman Kabupaten Dompu

 

Penulis: Ilyas Yasin, S.Ag, M.MPd
Editor: 
Irma HM. Nur

Setidaknya terdapat dua kesamaan semangat antara otonomi daerah (desentralisasi) dengan madrasah. Pertama, jika otda  bertujuan untuk menumbuhkan kembali partisipasi dan kepedulian masyarakat  maka madrasah--apalagi pesantren--sebagaimana terlihat dari sejarah awal pendiriannya, merupakan contoh nyata keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.  Kedua,  jika tujuan desentralisasi pendidikan adalah mengembangkan watak kemandirian dan kreativitas masyarakat sehingga tidak terlalu tergantung pada bantuan dan dukungan pemerintah, maka kepemilikan madrasah yang mayoritas berstatus swasta, juga menunjukkan  watak kemandirian madrasah.

Karena itu dalam era otonomi daerah madrasah  seharusnya  semakin berkembang. Tetapi mengapa madrasah justru  menjadi “korban” pertama dari pelaksanaan kebijakan otonomi daerah? Madrasah bukan saja mengalami diskriminasi kebijakan tapi juga menjadi lembaga pendidikan yang nyaris terlupakan di tengah hiruk-pikuk otonomi daerah. Buku ini akan menguraikan seluk-beluk, problem dan dilema madrasah dalam era otda dengan lokus  pengalaman di Kabupaten Dompu, NTB.
Ukuran: 15x23 Cm
Tebal: 170 hlm
ISBN: ____

Posting Komentar

0 Komentar